Oleh: Muhammad Barir
Pada dasarnya semantik merupakan
ilmu yang berhubungan dengan fenomena makna dalam pengertian yang lebih luas
dari kata. Sedemikian luasnya sampai-sampai hampir semua yang
berkemungkinan memiliki makna dianggap
layak sebagai objek semantika.[1] Semantika
merupakan ilmu linguistik yang mengkaji makna yang lebih dalam dari arti karena
makna yang dicari semantik adalah makna konsep yang menjadi esensi yang
tersembunyi dari sebuah kata yang menjadi inti yang dalam dan memiliki
weltanschauung yang berada dibalik kata, menyibak yang batin di dalam yang
dhohir.
Definisi
secara etimologi semantika ialah kata yang berasal dari bahasa Yunani “sema”
yang berarti “tanda” dalam bentuk kata benda, sedangkan dalam bentuk kata kerja
“semaino” adalah menanda.
Menurut Muhammad Walidin bahwa
secara etimologi semantik adalah makna to signify atau melakukan
pemaknaan. Sedangkan makna semantika jika dihubungkan dengan al-Qur’an dengan
istilah “Semantik al-Qur’an” menurutnya adalah ilmu untuk mengetahui makna
sebuah kata/ kalimat dalam al-Qur’an.[2]
Thosihiko mendefinisikan semantika sebagai
kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu
pandangan sampai akhirnya menemukan pengertian konseptual weltanschauung
atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu, tidak hanya
sebagai alat bicara dan berfikir tetapi yang lebih penting lagi ialah
pengkonsepan dan penafsiran dunia yang melingkupinya. Semantik dalam pengertian
itu adalah semacam weltanschauung-lehre, kajian tentang sifat dan
struktur pandangan dunia sebuah bangsa saat sekarang atau atau pada priode
sejarahnya yang yang signifikan, dengan menggunakan alat analisis metodologis
terhadap konsep pokok yang telah dihasilkan untuk dirinya sendiri dan telah
mengkristal kedalam kata-kata kunci bahasa itu. Dengan demikian Semantika
al-Qur’an bisa difahami dengan Weltanschauung al-Qur’an atau pandangan
Qur’ani yaitu visi Qur’ani tentang alam semesta.[3]
Dari sepintas pemahaman, dapat
ditemukan bahwa semantika adalah kajian dalam mencari makna konsep yang
tentunya lebih dalam daripada makna dhohir teks, makna konsep lebih abadi
karena tidak terbatas pada teks itu saja melainkan turut mencari alasan alasan
pandangan dunia atas makna dari suatu teks.
Semantik dalam hubunganya dengan sign
bisa memiliki dua hubungan, pertama hubungan semantik dengan tujuan kata
diutarakan dan hubungan semantik dengan cara perujukan makna.[4] Sehingga
semantik membantu untuk bisa mengetahui maksud dari kata dan bagaimana cara
kara diutarakan, tentunya dengan pengertian ini kajian semantic menempati
posisi yang lebih luas dari ilmu yang sebatas mengkaji makna tersurat karena
semantika mengkaji makna tersirat dan alasan pemilihan kata, dan penjelasan
penggunaan kata tiap masanya.
[1]
Thosihiko
Izutsu, Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2003), hlm. 2.
[2]
Muhammad
Walidin, pendekatan Semantik dalam Studi Islam.dalam http//:www.slideshare.net. akses 23 Februari
2013.
[3]
Thosihiko
Izutsu, Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2003), hlm. 3.
[4]
J.D. Parera,
Teori Semantik (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 11.
No comments:
Post a Comment