NILAI SOLUTIF TAFSIR KONTEMPORER DALAM GEJOLAK PERBEDAAN UMAT
Gejolak umat berlatar perbedaan merupakan fenomena yang saat ini
benar-benar terjadi jauh melampaui apa yang menjadi substansi agama Islam yang
mengajarkan ketauhidan, yang artinya, sebenarnya umat islam merupakan ummatan
wahidatan yang terikat oleh benang persatuan dan persaudaraan. Namun
sebagai manusia yang dikaruniai akal yang berbeda-beda tiap individu akan
membuat perselsihan-perselisihan dan dari perselisihan individu ini nantilah
yang menjadi pemicu lahirnya perselisihan global.
Perselisihan yang tidak dapat dihindarkan ini melahirkan banyak
kelompok islam, dan berangkat dari sinilah dimulai suatu sikap eksklusif dari
beberapa kelompok terhadap kelompok lain yang sebenarnya adalah saudara seiman
sendiri, Gus Dur dalam bukunya Islamku Islam Anda Islam kita berargumen
bahwa saat ini umat islam menggembor-gemborkan permasalahan kecil dan melupakan
permasalahan besar. Umat saat ini terpecah belah dalam perdebatan furu’iyah
(persoalan cabang agama) yang bahkan sampai merambah kepada tindak vandalisme,
namun umat melupakan permasalahan besar dimana walaubagaimanapun perbedaan
hanya pada isu furu’ yang seharusnya tidak melupakan masalah inti agama dengan
ajaran tauhidnya. Jadi intinya adalah walaubagaimanapun jauhnya perbedaan, umat
tetaplah berada dalam kesamaan dalam arti kesamaan dalam menjadi hamba Allah.
Pentingnya persatuan dengan sikap inklusif merupakan suatu sikap
yang saat ini sudah mulai coba di tanamkan diberbagai negara yang memiliki
penduduk islam, pada tahun 2005 telah dilaksanakan suatu konverensi yang
menjadi manivestasi dari kesadaran akan pentingnya persatuan umat. Konverensi
ini berlagsung selama tiga hari mulai tanggal 4 sampai 6 juli di Amman Yordania
yang dihadiri perwakilan dari sekitar 49 negara. Yang dari konverensi ini
muncul sebuah kesadaran pemahaman bahwa saat ini umat memiliki persamaan yang
lebih banyak daripada perbedaanya.
Urgensi mencari nilai solutif dalam tafsir kontemporer saat ini
merupakan hal yang harus terus digencarkan guna menarik umat dalam ruang
kesadaran bahwa semua muslim apa pun perbedaanya tetaplah merupakan saudara dan
jangan sampai perpecahan ini dimanfaatkan oleh oknum tertentu yang
berkepentingan merusak islam dari dalam.
Berangkat dari itu semua, tafsiran al-Qur’an yang sholih likulli
zaman wa makan merupakan sebuah harapan yang dapat memberi pencerahan
tentang nilai kandungan ayat-ayat yang memiliki pesan persatuan umat dalam
menanggapi permasalahan saat ini, tentunya dengan pendekatan inklusif tanpa
adanya bentuk tendensi yang malah mensekat-sekat umat.
Salah satu nilai urgensi penafsiran kontemprer lain ialah tentang
proses memberi gambaran tentang sikap muslim dalam bingkai perbedaan, yang
diharap bisa bermunculan tafsir-tafsir yang bisa mengeksplorasi ayat-ayat
mengenai konsep perbedaan, konsep jihad, konsep dakwah, dan konsep persaudaraan
secara solutif atas permasalahan saat ini.
No comments:
Post a Comment