Karya ini ipersembahkan kepada
Dr. Nurun Najwah, M.Ag
Disusun Oleh :
Muhammad Barir,
S.Th.I
NIM 1420510012
KONSENTRASI STUDI AL-QUR’AN DAN
HADIS
PROGRAM STUDI AGAMA DAN FILSAFAT
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
A.
Pendahuluan
Perkembangan studi hadis di Indonesia tidak sesemarak perkembangan
studi al-Qur’an dan tafsir. Muncul istilah untuk menanggapi hal tersebut bahwa
keilmuan hadis telah matang dan hampir hangus terbakar. Apa yang terjadi dalam
dunia kecendekiawanan muslim berbanding terbalik dengan kajian hadis di dunia
Barat. Cendekia kajian hadis banyak bermunculan disertai dengan lahirnya karya
mereka yang bahkan menjadi rujukan utama oleh kalangan akademisi muslim
sendiri. Di antara mereka adalah G. H. A. Juynboll, Joseph Schacht, dan Harald
Motzki.
Selain pesantren yang menjadi barometer kajian intelektual khas
Indonesia, Perguruan tinggi juga merupakan penyeimbang kajian-kajian keislaman
dengan perkembangan-perkembangannya yang telah bersentuhan dengan kajian Barat.
Kritik tajam terhadap kajian hadis yang belakangan datang secara bertubi-tubi,
direspons dan dikaji ulang oleh sarjana-sarjana muslim di perguruan tinggi.
Kapasitas dan keunggulan dibidang informasi menjadikan perguruan tinggi sebagai
lembaga yang berada di garda depan pertemuan keilmuan antara Barat dengan
Timur.
Berangkat dari asumsi bahwa perguruan tingi merupakan barometer
kajian hadis di Indonesia, maka penulis mencoba melakukan kajian historisitas
perkembangan hadis yang dalam dunia intelektualitas di perguruan tinggi. Kajian
pada tulisan ini terfokus pada topik perkembangan keilmuan hadis berdasarkan
karya tesis yang hadir di PTAIN. Dari sini, penulis membatasi kajiannya pada
karya-karya tesis yang ditulis di UIN Syarif Hidayatullah dan UIN Sunan Ampel
hingga 2003 dan UIN Sunan Kalijaga antara tahun 2009 hingga 2015 awal, di mana
saat itu merupakan tahun-tahun dapat diaksesnya data terbaru hingga tulisan ini
dibuat. Dari data tersebut pula nantinya akan dapat diketahui karakter
penulisan hadis, tentang kecenderungan sifat penelitian, metode, dan jenis
penelitian tesis yang menggambarkan sejauh mana kajian hadis berkembang.
B.
Sejarah Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia
Pada 1931, sekembalinya ia dari al-Azhar, Mahmud Yunus merintis
sebuah Lembaga pendidikan yang menjadi cikal-bakal perguruan tinggi di
Indonesia. Lembaga ini ia namakan dengan Islamic College. Dengan
terpengaruh oleh kurikulum al-Azhar, Islamic College awal masih terdiri
dari dua fakkultas, yakni Fakultas Syari’ah dan Pendidikan Bahasa Arab. [1]
Kondisi Lembaga tersebut yang serba kekurangan baik tenaga pengajar dan
akomodasi teksnis mengakibatkan lembaga ini terseok-seok dalam melakukan
kegiatan belajar-mengajar dan sempat berhenti pada tahun 1933. Keadaan tersebut
diperparah oleh kedatangan kedua penjajah Belanda yang menumpangi sekutu pada
tahun 1945. Kondisi ini mengakibatkan ditutupnya lembaga tersebut. Setelah
kondisi politik cukup stabil dan disertai dengan dukungan pemerintah, maka
lembaga rintisan Mahmud Yunus kembali dibuka oleh Bung Karno pada tahun 1946.
Pada tangga 22 Maret 1948, Nama Islamic College dirubah menjadi Universitas Islam Indonesia
(UII). Peralihan ini tidak berlangsung lama seiring diserahkannya
fakultas-fakultas keagamaan dari UII kepada Kementrian Agama RI pada tahun 1950
dengan keluarnya PP. No. 34 th 1950. Di bawah naungan Kemenag, nama PTAIN
kemudian dikenal oleh masyarakat luas sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam
di bawah naungan negara. PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) kemudian
melebur dengan ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada 1960.[2] Dengan bertambahnya kapasitas PTAIN ketika
ADIA masuk, maka pada 1957 nama PTAIN berubah menjadi IAIN. Status Perguruan
Tinggi pun berganti menjadi Institut.[3]
Perkembangan kajian hadis era ini cukup mengalami perkembangan.
Pada era IAIN pula, dibentuk sebuah tim khusus yang diketuai oleh Dr. T. M.
Hasbi ash-Shiddieqy dalam merumusan
kurikulum dibidang hadis. Pada era ini, IAIN memiliki dua cabang yang terletak
di Jakarta (saat ini dikenal dengan UIN Syarif Hidayatullah) dan di Yogyakarta
(yang saat ini dikenal dengan UIN Sunan Kalijaga). Terdapat empat fakultas yang
dimiliki oleh IAIN, yakni: Fak. Ushuluddin, Tarbiyah, Syari’ah, dan Adab.
Dengan cukupnya tenaga pengajar dan fasilitas yang ada, IAIN pada tahun 1971
telah siap membuka perguruan pascasarjana. Pada era ini, terjadi perombakan
jurusan. Jurusan Tafsir Hadis yang sebelumnya menjadi bagian dari fakultas
Syariah dipindah alihkan kepada jurusan Ushuluddin dengan alasan paradigmatis. [4]
Perkembangan selanjutnya terjadi tahun 2000-an. Tuntutan mengikuti
perkembangan global mengakibatkan perguruan tinggi yang masih berbentuk institut
perlu diintegrasikan dengan keilmuan alam seperti sains, kedokteran dan
ilmu-ilmu eksakta lainnya. Di Jakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor
031 tahun 2002.[5]
Sedangkan, di Yogyakarta, transformasi Institut Agama ISlam Negeri (IAIN) Sunan
Kalijaga menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga terjadi pada
tahun 2004 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 2004 Tanggal 21 Juni. Perubahan
ini pada akhirnya dideklarasikan pada tanggal 14 Oktober 2004. Periode transisi
ini terjadi ketika UIN berada di bawah kepemimpinan periode pertama Prof. Dr. H.
M. Amin Abdullah (2001-2005). Perkembangan ini diikuti penyampaian design
paradigm UIN pada Workshop Redesign Akademik dari IAIN menuju UIN tahun 2005.
Sebuah paradigm baru diajukan dalam menandai pergeseran dari paradigma
Dikotomis-atomistik menuju paradigma Integratif-Interkonektif.[6]
Pada tahun 2014 di Yogyakarta, dengan alasan kebutuhan intensitas
kajian al-Qur’an dan Hadis yang masing-masing dianggap akan lebih baik jika
berdiri sendiri, maka terjadilah pemisahan antara jurusan yang intens mengkaji
al-Qur’an dan Tafsir dengan jurusan yang intens mengkaji Hadis. Dari sini pula
muncul dua jurusan yakni Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dan jurusan Ilmu Hadis.
Pemisahan jurusan ini sekaligus menjadi sebuah eksperimen yang mencoba
memberikan jawaban atas kurangnya karya dibidang hadis jika dibandingkan dengan
al-Qur’an. Era ini bertepatan dengan periode kepemimpinan Dr. Phil. Sahiron
Syamsuddin.
C.
Daftar Judul-judul Tesis di PTAIN
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh M. Tasrif, memuat
bahwa sampai 2003, karya tesis dalam kajian Hadis yang dikeluarkan olah PTAIN Yogyakarta,
Jakarta, dan Surabaya adalah sebanyak 47 karya. Di antara karya tersebut
masing-masing terdiri dari 30 karya tesis yang dikeluarkan oleh UIN Sunan
Kalijaga, 11 karya tesis yang dikeluarkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan 6 karya tesis yang dikeluarkan oleh UIN Sunan Ampel Surabaya.
1.
Tesis kajian hadis di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta hingga Agustus 2003
No
|
Nama
|
Judul
|
Kategori
|
Tahun
|
1
|
Hajam
Dahlan
|
Hadis
Marfu’, Mauquf, dan Maqtu’: Pengertian, Perkembangan,
dan Pengamalannya
|
Pustaka:
Metodologi
|
1986
|
2
|
Masyitoh
|
Telaah
Hadis i Imam Khomeini
|
Pustaka:
Tokoh dan Pemikiran
|
1994
|
3
|
Khairi
|
Penyelesaian
Hadis Mukhtalif : Studi Kasus atas Hadis-hadis Shalat qashar
|
Pustaka:
Tematik
|
1997
|
4
|
Suherman
Rifa’i
|
Studi
terhadap Kriteria Malik bin Anas dalam Periwayatan : Analisis terhadap al-Muwatha’
|
Pustaka:
Kitab
|
1998
|
5
|
Muhid
|
Abu
Hurairah dan Konstribusinya dalam Periwayatan
|
Pustaka:
Tokoh
|
1999
|
6
|
Thabibatussa’adah
|
Kepemimpinan
Perempuan dalam Islam : Studi tentang Hadis Perempuan Menjadi Imam bagi
Laki-laki
|
Pustaka
Konseptual
|
1999
|
7
|
Luqmanul
Hakim
|
Inkarus
Sunnah periode Klasik : Studi Historis tentang Ingkarus Sunnah
Periode Klasik dan Peranan Imam Syafi’I dalam Membela Sunnah
|
Pustaka:
Sejarah Intelektual Hadis
|
1999
|
8
|
Rizka
Maulan
|
Dakwah
Rasulullah SAW dalam Sunnah : Studi Kasus tentang Hadis-Hadis Bukhari Muslim
|
Pustaka:
Kitab
|
2000
|
9
|
Nur
Hamidah
|
Wanita
dalam Perspektif as-Sunnah : Kajian Hadis Tematik dalam Bukhari Muslim
|
Pustaka:
Tmatik
|
2000
|
10
|
Lisfa
Sentoisa Aisyah
|
Hadis-Hadis
Mursal dalam Kitab al-Muwatha’ Karya Imam Malik bin Anas al-Asbuli :
Studi Pandangan Imam Malik aatas Hadis Mursal
|
Putaka:
Kitab
|
2001
|
11
|
Muhammad
Irfan Hilmi
|
Konstribusi
Asbab al-Wurud terhadap Pemahaman Hadis secara Kontekstual
|
Pustaka:
Metodologi
|
2001
|
2.
Tesis kajiasn hadis di Institut
Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya hingga 2003
No
|
Nama
|
Judul
|
Kategori
|
1
|
Muhammad
Sarlan
|
Studi
Komparatif antara as-Syafi’I dan Ahmad bin Hanbal mengenai Hadis Dha’if
|
Pustaka:
Tokoh dan Pemikiran
|
2
|
Muhtaram
|
Kwalitas
Hadis tentang Taqdir : Suatu Kajian Kritik Hadis
|
Pustaka:
Tematik
|
3
|
Mas’adah
|
Kwalitas
Hadis tentang Qunut : Studi Kritik Hadis dan Aplikasi Kehujjahannya
|
Pustaka:
Tematik
|
4
|
Khamim
|
Hadis-hadis
Kitab Fathul Mu’in karya al-Malibari : Studi Takhrij al-Hadis
dan Aplikasi Kehujjahannya
|
Pustaka:
Kitab
|
5
|
Wahidul
Anam
|
Hadis
Bahts Masail Nahdlatul Ulama’ Tahun 1985-1995Studi Kritik Sanad dan
Matan Hadis
|
Pustaka:
Sejarah Intelektual Hadis
|
6
|
Nur
Fadlillah
|
Kontroversi
terhadap Validitas Hadis Mutawatir
|
Pustaka:
Metodologi
|
3.
Tesis UIN Sunan Kalijaga hingga
tahun 2003
no
|
Nama
|
Judul
|
Kategori
|
Tahun
|
1
|
M.F. Hasyim
|
Al-Bukhari : Pemikiran dan Pendidikannya Dibidang Fiqih
|
Pustaka: Tokoh dan Pemikiran
|
1995
|
2
|
Kadarusman
|
Argumen Kesetaraan dalam Kritik Jender : Studi Kritis atas
Pemikiran para Feminis
|
Pustaka: Konseptual
|
2003
|
3
|
Dadang Hermawan
|
Gagasan Paulo Freire tentang Pembebasan : Tinjauan Kritis dari
Perspektif al-Qur’an dan Hadis
|
Pustaka Tokoh dan Pemikiran
|
2001
|
4
|
Ach. Mustain
|
Hadis Kontradiktif : Studi Pemikiran Ibn Qutayba dalam Kitab
Ta’wil Mukhtalif al-Hadis
|
Pustaka: Tokoh dan Pemikiran
|
1998
|
5
|
Chudori
|
Hadis-Hadis Nabi dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah :
Sebuah Upaya Purifikasi Hadis-Hadis Nabi
|
Pustaka: Sejarah Keilmuan Hadis
|
1988
|
6
|
Muhibbin
|
Hadis dalam Perspektif Kontemporer : Kajian Kritis terhadap
Hadis-hadis Politik
|
Pustaka: Konseptual
|
1994
|
7
|
Alamsyah
|
Ibn a-Qayyim al-Jauziyah tentang Studi Kritis Matan Hadis
|
Pustaka: Tokoh dan Pemikiran
|
1997
|
8
|
Muhammad Sabir
|
Inkar Sunnah : Telaah Perspektif Historis
|
Pustaka: Tematik
|
1997
|
9
|
Daharmi Astuti
|
Kitab al-Muwattha’ Malik : Studi atas Latar Belakang Penulisan
dan Posisinya di antara Kutub as-Sittah
|
Pustaka: Kitab
|
2001
|
10
|
Moh. Akib Muslim
|
Klasifikasi Kwalitas Hadis menurut Imam Tirmidhi: Sebuah Ijtihad
Imam Tirmidhi dalam Menentukan Kriteria Hadis Hasan
|
Pustaka: Tokoh dan Pemikiran
|
2001
|
11
|
Abdul Hakim
|
Konflik Sahabat dan Implikasinya terhadap Periwayatan Hadis:
Studi Kritis terhadap Aliran Sunni-syiah
|
Pustaka: Sejarah Keilmuan Hadis
|
1999
|
12
|
Zainuddin MZ
|
Konsep Hadis dalam Pendidikan Pranatal
|
Pustaka: Konseptual
|
1997
|
13
|
Muhammad Zain
|
Kredibilitas Abu Hurayrah dalam Perdebatan: Suatu Tinjauan dengan
Pendekatan Fenomenologis
|
Pustaka: Sejarah Keilmuan Hadis
|
1999
|
14
|
Muhammad Alifuddin
|
Kritik Matan Hadis: Studi terhadap Pemikiran Muhammad al-Ghazali
1917-1996
|
Pustaka: Tokoh dan Pemikiran
|
1999
|
15
|
Nurun Najwa
|
Metodologi Ilmu Jarh wa at-Ta’dil: Pendekatan Ontologis dan Epistemologis
|
Pustaka: Teori dan Metodologi
|
1997
|
16
|
Suharto
|
Metodologi Pendidikan Agama Islam Menurut al-Qur’an dan As-Sunnah
|
Pustaka: Konseptual
|
1996
|
17
|
Tuti Harwati
|
Pemahaman Kiai Pesantren terhadap Hadis-hadis Misoginis dan
Implikasinya terhadap Gender Equality: Studi di Pondok Pesantren Nurul Hakim
dan Tahfiz al-Azizah
|
Lapangan:
Konseptual (Gender)
|
2002
|
18
|
Teguh
|
Pembelaan terhadap Sunnah: Studi atas Pemikiran asy-Syafii
|
Pustaka:
Tokoh dan Pemikiran
|
1999
|
19
|
Zaim el Mubarok
|
Pemikiran Fazlur Rahman tentang Sunnah dan Hadis
|
Pustaka:
Tokoh dan Pemikiran
|
1999
|
20
|
Muh Tasrif
|
Pemikiran Hadis di Indonesia: Wacana tentang Kedudukan dan
Pemahaman terhadapnya
|
Pustaka:
Sejarah Keilmuan Hadis
|
2003
|
21
|
Syamsuddin
|
Pemikiran Ibn Hajar al-Atsqalani tentang Hadis-hadis Muskil dalam
shahih Bukhari
|
Pustaka:
Tokoh dan Pemikiran
|
1996
|
22
|
Ali Masrur
|
Perkembangan Penulisan hadis
|
Pustaka:
Keilmuan Sejarah |
1998
|
23
|
Syafaul Mudawam
|
Prinsip-prinsip dasar al-Sunnah sebagai Sumber Shariah Islam
|
Pustaka:
Teori Metodologi
|
1998
|
24
|
Abdul Haris
|
Rekonstruksi Studi Kritik Matan Hadis: Reevaluasi terhadap Unsur
Terhindar dari Sudhudh dan Illat sebagai Kaidah Keshahihan
Matan Hadis
|
Pustaka:
Teori Metodologi
|
2000
|
25
|
Zikri Darusamin
|
Studi atas Pemikiran Ignas Goldziher tentang Hadis
|
Pustaka:
Tokoh dan Pemikiran
|
1997
|
26
|
S. Assa’idi
|
Studi Hadis atas Sekte-sekte dalam Islam
|
Pustaka:
Sejarah Keilmuan Hadis
|
1994
|
27
|
Ibnu Muhdir
|
Studi tentang Kriteria Sunnah dan Bid’ah menurut M. Hasbi
ash-Shiddieqy
|
Pustaka:
Tokoh dan Pemikiran
|
1998
|
28
|
M. Subkhi Hasbi
|
Studi Unsur-unsur Perjanjian Baru dalam Literatur Hadis
|
Pustaka:
KItab
|
1997
|
29
|
Muh Anis
|
Telaah Kependidikan tentang perlakuan Orang Tua terhadap Anak
menurut al-Qur’an dan al-Hadis
|
Pustaka:
Konseptual
|
1989
|
30
|
Acep Sugiri
|
Takhrij Hadis-hadis tentang Wasiat untuk ahli Waris: Kajian Sanad
dan Matan
|
Pustaka:
Tematik
|
2003
|
Tabel
perbandingan karya tesis Hadis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga hingga tahun 2003
no
|
Universitas
|
Metodologi
teori
|
Tokoh
Pemikiran
|
Tematik
|
Kitab
|
Konsep
|
Sejarah
|
Total
|
1
|
Syarif Hidayatullah
|
2
|
2
|
2
|
3
|
1
|
1
|
11
|
2
|
Sunan Ampel
|
1
|
1
|
2
|
1
|
-
|
1
|
6
|
3
|
Sunan Kalijaga
|
3
|
11
|
2
|
2
|
5
|
6
|
30
|
4.
Tesis Kajian Hadis di UIN Sunan
Kalijaga dari tahun 2009 hingga awal tahun 2015
Terdapat
sekitar 62 karya tesis yang bisa diakses pada tahun 2015 yang sample tesis
tersebut ditulis mulai 2009 higga pertengahan 2015. Di antara keenampuluh dua tesis yang ada di
Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga tersebut, 45 merupakan hasil dari riset
pustaka dan 17 lainnya merupakan hasil dari riset lapangan. Riset lapangan
terlihat lebih sedikit terutama mulai dari tahun 2012 hingga pertengahan 2015.
Bahkan, pada tahun 2013, 2014, dan 2015 awal, tidak terdapat Tesis yang
merupakan hasil dari riset lapangan.[7]
a)
Tesis dalam bidang Hadis riset
Pustaka
no
|
Nama
|
Judul
|
Kategori
|
Tahun
|
1
|
Ruslan
Fariadi
|
|
Konseptual
|
2009
|
2
|
Soir
|
Konseptual
|
2009
|
|
3
|
Tsalis
Muttaqin
|
|
Sejarah Keilmuan
|
2009
|
4
|
Bagus
Mustakim
|
Teori
dan Metodologi
|
2009
|
|
5
|
Duwi
Hariono
|
Sejarah dan Gerakan
|
2010
|
|
6
|
Hadian
Rizani
|
|
Teori dan Metodologi
|
2010
|
7
|
Khoirun
Nisa
|
Tematik
|
2011
|
|
8
|
Aat
Hidayat
|
Konseptual
|
2011
|
|
9
|
Muhammad
Shofiyyudin
|
Sejarah dan
Gerakan
|
2011
|
|
10
|
Yusriandi
|
|
Tokoh dan
Pemikiran
|
2011
|
11
|
Umi
Aflaha
|
Sejarah dan
Gerakan
|
2011
|
|
12
|
Ashep
Salahuddin
|
Konseptual
|
2011
|
|
13
|
Haidi
Hajar Widagdo
|
Konseptual
|
2011
|
|
14
|
Ahmad
Mubarok
|
Kitab
|
2011
|
|
15
|
Surahmat
|
Kitab
|
2011
|
|
16
|
Purnomo
|
Konseptual
|
2011
|
|
17
|
Ahmad
Lutfian Antoni
|
Teori dan
Metodologi
|
2011
|
|
18
|
Ali
Yusuf
|
Teori dan
Metodologi
|
2012
|
|
19
|
Zunly
Nadia
|
|
2012
|
|
20
|
Sawun
|
Tokoh dan
Pemikiran
|
2012
|
|
21
|
Mohammad
Barmawi
|
Kitab
|
2012
|
|
22
|
Hasan
Mahfudh
|
Tokoh dan
Pemikiran
|
2013
|
|
23
|
Laily
Liddini
|
Konseptual
|
2013
|
|
24
|
Muhammad
Achwan Baharuddin
|
Tokoh dan
Pemikiran
|
2013
|
|
25
|
Sit
Qurrotul Aini
|
Kitab
|
2013
|
|
26
|
Magomed
Magomedov
|
Tokoh dan
Pemikiran
|
2013
|
|
27
|
Otong
Suhendar
|
Tokoh dan
Pemikiran
|
2013
|
|
28
|
Lutfiyani
|
Konseptual
|
2013
|
|
29
|
Muhammad
Farah ubaidillah
|
Konseptual
|
2013
|
|
30
|
Amrullah
Harun
|
|
Kitab
|
2013
|
31
|
Mohamad
Nursyansyah
|
Tokoh dan
Pemikiran
|
2013
|
|
32
|
M.
Syafi’
|
Teori dan
Metodologi
|
2013
|
|
33
|
Ulin
Nuhana Ahsan
|
Konseptual
|
2013
|
|
34
|
Hanifatullaila
Budiyani
|
Konseptual
|
2014
|
|
35
|
Mu’jizat
abdur Razaq
|
Konseptual
|
2014
|
|
36
|
Limmatus
Sauda’
|
Teori dan Metodologi
|
2014
|
|
37
|
Lenni
Lestari
|
Kitab
|
2014
|
|
38
|
Mokhamad
Sukron
|
Sejarah dan Gerakan
|
2014
|
|
39
|
Benny
Afwadzi
|
Teori dan Metodologi
|
2014
|
|
40
|
Muhammad
Irfan Helmy
|
|
Tokoh dan
Pemikiran
|
2014
|
41
|
Rohmansyah
|
Sejarah dan
Gerakan
|
2014
|
|
42
|
Muhammad
Bahauddin
|
Kitab
|
2014
|
|
43
|
Mukhtasar
|
Konseptual
|
2014
|
|
44
|
Ahmad
Isnaeni
|
Tokoh dan Pemikiran
|
2015
|
|
45
|
Nasrul
Hakim
|
Kitab
|
2015
|
b)
Tesis dalam bidang Hadis riset
lapangan
no
|
Nama
|
Judul
|
Kategori
|
Tahun
|
1
|
Rahmah
Setiawati
|
Pendidikan
|
2009
|
|
2
|
M
Mustanadi
|
Pendidikan
|
2009
|
|
3
|
Khairul
Anam Siddeh
|
Pendidikan
|
2009
|
|
4
|
Siti
Nurul Atiqah
|
Pendidikan
|
2009
|
|
5
|
Kaspullah
|
Living Hadis
|
2010
|
|
6
|
Ghufran
Hamzah
|
|
Fenomena Gender
|
2010
|
7
|
Ummu
Sa’adah
|
Fenomena
Politik
|
2011
|
|
8
|
Abdurrahman
|
Pendidikan
|
2011
|
|
9
|
Anis
Habibah
|
Pendidikan
|
2011
|
|
10
|
Zainal
Muttaqien
|
|
Pendidikan
|
2011
|
11
|
Zuri
Pamuji
|
Pendidikan
|
2011
|
|
12
|
Arwani
|
Pendidikan
|
2011
|
|
13
|
Samin
|
Pendidikan
|
2011
|
|
14
|
Mukharis
|
Pendidikan
|
2011
|
|
15
|
Muhamad
Azuddin
|
Pendidikan
|
2011
|
|
16
|
Agus
Fahrudin
|
Efektifitas
pembelajaran al-Qur'an hadis di Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Pucang Secang
Magelang (antara al-Qur’an dan Hadis)
|
Pendidikan
|
2012
|
17
|
M.
Rofiq Junaidi
|
Living Hadis
|
2012
|
5.
Proposal
Tesis yang Masuk di UIN Sunan Kalijaga pada akhir 2014[8]
Konsentrasi Al-Qur’an dan al-Hadits (SQH) D
Minat Studi Hadis
|
|||
No
|
Nama
|
NIM
|
Judul Proposal
|
1.
|
Ismail
|
1320511027
|
Konsep Pakaian menurut Kelompok Salafi Banyumas (analisis
pemahaman kelompok salafi terhadap hadis-hadis pakaian)
|
2.
|
Abdurrahman Abu Hanif
|
1320510018
|
Majelis Dhuha Bantul Yogyakarta (Living Hadits sebagai fenomena
gerakan sosial)
|
3.
|
Abdul Aziz
|
1320510005
|
Periodesasi Kajian Kritik Matan Hadits: Analisis perkembangna
metodologi kritik matan hadits
|
4.
|
Moh
Muhatadlor
|
13205110066
|
Analisis Hermeneutika Filosofis dalam memahami Hadits Missoginis
(studi atas pemikiran Hans George Gadamer)
|
5.
|
Abdul Basyir
|
1320511084
|
Estetika Kenabian pada Lesbumi NU Grobogan (analisa Semiotika
Charles Sandres Pierce)
|
6.
|
Usep Rusmana
|
1320511107
|
Hadits tentang Larangan Wanita Shalat Jama’ah di Masjid
(Perspektif Muhammad Al-Ghazali)
|
7.
|
Hasisul Ulum
|
1320511106
|
Hadits dalam Perspektif Gender: (Tinjauan)
|
8.
|
Ali Mahfuz Munawar
|
1320511012
|
Hadits Mutasyabihat Dalam Fathul Bari (studi komparatif pemahaman
Ibnu Hajar al-Asqolani dan Abdul Aziz bin Baz)
|
9.
|
Rahmadi Wibowo Suwarno
|
1320512075
|
Pemikiran Khatib al-Baghdadi tentang Kritik Hadits dalam Kitab al-Kifayah
fi Ma’rifati Ushul ilm al-Riwayah
|
10.
|
Lukman Hakim
|
1320511051
|
Pembelaan Dr. Daud Rasyid terhadap Hadis
|
11.
|
Lutfi Rahmatullah
|
1320512067
|
Epistemologi Studi Hadits Orientalis (Studi Komparatif antara
Joseph Schacht dan Harald Motzki Menganenai Orientalis Hadits)
|
D.
Faktor Perkembangan Riset Studi Hadis di PTAIN : Sebuah Analisa
Sebelumnya, Atho’ Mudhzhar menyatakan bahwa perkembangan studi
Islam di PTAIN ditandai dengan munculnya matakuliah metodologi penelitian pada
awal 1990-an. Hal tersebut berlanjut pada kritik hampir keseluruhan aspek
kajian keislaman yang sebelumnya tidak tersentuh. Secara garis besar,
menurutnya, ada tiga jenis metodologi yang berkembang seiring terbangunnya
budaya kritis. Pertama adalah metodologi penelitian al-Qur’an dan tafsir. Kedua
adalah metodologi penelitian hadis, dan ketiga adalah metodologi penelitian
Ushul Fiqh.[9]
Selain, dengan masuknya literatur hadis melalui buku dan mahasiswa
alumnus luar negeri, kajian hadis di PTAIN berkembang seiring banyaknya kegiatan
baik seminar, konverensi, maupun event lainnya yang bertaraf regional,
nasional, hingga internasional. Hal tersebut sebagaimana baru-baru ini atas
kedatangan Profesor Hadis dari Iran pada Maret 2015 yang sekaligus menjadi
penanda terbukanya sekat yang selama ini membatasi hubungan Sunni-Syi’ah.
selain itu, dibentuknya (Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis se-Indonesia) FKMTHI
pada tahun 2012 di bawah naungan ditjen Kemenag RI menjadi jembatan penghubung antar cendekia dan aktivis Hadis. Lembaga
lainnya yang turut berkembang dalam mendukung dan mengakomodasi kegiatan
diskusi dan kepenulisan di bidang al-Qur’an dan Hadis adalah lembaga Pusat
Studi al-Qur’an dan Hadis (PSQH) sebagaimana di UIN Sunan Kalijaga yang hingga
2015 dipimpin oleh Dr. Abdul Mustaqim sebagai direktur lembaga ini.
Dengan terbukanya komunikasi antar akademisi hadis dan didikung
oleh paradigm Integratif-interkonektif yang dikembangkan oleh Amin Abdullah
mengakibatkan masuknya keilmuan sosial, antropologi, etnografi, fenomenologi,
dan lain sebagainya yang dengan keilmuan-keilmuan itu, lahir matakuliah baru
yakni Living Hadis dengan terbitnya buku Metodologi Living Hadis pada tahun
2007. Living Hadis sendiri merupakan bentuk kajian fenomenologis atas gejala
yang muncul dan berkembang di Masyarakat yang didasari oleh hadis sebagai
esensi fenomena tersebut yang bermula dari fenomena qur’anic in every day
life.[10] Lahirnya
Living Hadis sebagai salah satu matakuliah, turut menyertai
matakuliah-matakuliah baru lainnya seperti filologi, sosiologi agama, dan
hermeneutika al-Qur’an dan Hadis yang menandai era keterbukaan semangat zaman (zeitgeist)[11]
dari kungkungan dikotomi dualisme ilmu selama ini.
Jika melihat perkembangan riset
hadis dari tahun-ketahun berdasarkan judul tesis di Yogyakarta, Jakarta, dan
Surabaya, maka terlihat pergerakan dari kajian ilmu syarh wa ma’an al-hadis
ke arah fikrul as-Sunnah. Dalam artian hadis yang dijadikan objek kajian
di PTAIN telah dikaitkan dengan studi kontekstual dengan mempertimbangkan aspek
historisitas yang berkaitan dengan unsur kebudayaan, sosial, dan politik yang
mengitarinya dan menjadi sebuah sunnah yang berkembang dalam masyarakat ketika
era rasulullah dan terus dicari runtutan transmisinya hingga sampai pada kita
era ini. salah satu tokoh yang banyak dijadikan rujukan oleh
mahasiswa-mahasiswa dalam melakukan interpretasi al-Qur’an dan Hadis secara
kontekstual adalah Fazlur Rahman dengan teori Double Movement-nya. Dalam
Islam and Modernity ia menyebut bahwa: The process of
interpretation proposed here consists of a double movement, from the present
situation to Qur’anic times, then back to the present. “proses
memahami al-Qur’an yang dimaksud di sini terdiri dari gerakan ganda, dari
situsi saat ini menuju pada masa al-Qur’an, kemudian kembali pada masa saat
ini”.[12]
Selain dukungan dari berkembangnya pemikiran hadis
di kalangan muslim. Hal lain yang memicu semangat kajian hadis adalah
intervensi akademisi Barat terhadap otentisitas hadis seperti GHA Juynball yang
menyanggah kepercayaan bahwa hadis bersambung dengan era Nabi, Ia dengan teori common
link menyatakan bahwa hadis terputus dan baru ditulis setelah 180 tahun diabaikan.[13] Intervensi
inilah yang pada gilirannya mempengaruhi sarjana hadis untuk mengikuti setiap
perkembangan kajian hadis dari kalangan outsider. Di Indonesia sendiri
muncul nama Kamaruddin Amin yang lulus dengan
predikat Summa Cumlaude dalam bidang studi Islam di Rheinischen
Friedrich Wilhelms Universitaet Bonn, Jerman. Ia mengkritisi hadis Bukhari
Muslim yang telah dianggap valid oleh para ulama sebelumnya. Ia juga menawarkan
pentingnya kajian matan dikarenakan kajian sanad yang banyak memiliki
permasalahan. Hal tersebut ia sampaikan seiring upayanya dalam mengusung teori
sanad cum matan.[14]
Di luar sisi negatif dan positifnya, pengaruh Barat tersebut menjadi salah satu
faktor berkembangnya kajian hadis.
Dari analisis ini, ada
tiga aspek yang memicu perkembangan kajian hadis, yakni : 1) Munculnya Lembaga
dan Organisasi yang menaungi Kajian Hadis, 2) pergeseran dari paradigma
Dikotomis-atomistik menuju paradigma Integratif-Interkonektif dengan ditandai
peralihan dari IAIN ke UIN dan lahirnya keilmuan baru, dan 3) Intervensi sarjana
Barat yang mengembangkan kajian kritis terhadap hadis dan aspek historisitasnya
yang direspon oleh sarjana Muslim dengan turut mengembangkan kajian hadis
E.
Kesimpulan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kajian hadis di Indonesia
berkembang sejak tahun 2004 ke atas: pertama adalah pada tahun ini, dibuka
kerangka paradigm baru peralihan IAIN menuju UIN yang menandai era keterbukaan
keilmuan yang dulu terdikotomi. Kedua banyaknya literature yang masuk
sebagaimana literature para orientalis yang memicu tindaklanjut oleh sarjana
muslim. Ketiga adalah kembalinya sarjana Indonesia dari studi di luar negeri
dengan mengikutsertakan keilmuan mereka. Kemudian juga sarjana asing yang turut
meramaikan diskursus hadis melalui seminar, riset dan lain sebagainya. Faktor
lain adalah banyaknya lembaga yang muncul dan organisasi baik di bawah naungan
kampus maupun inisiatif dari mahasiswa.
Ada beberapa hal yang bisa digunakan sebagai tolok ukur
perkembangan hadis. Pertama adalah lahirnya penlitian lapangan dibidang hadis
yang sebelumnya tidak ada hingga tahun 2004, kedua adalah munulnya keilmuan
baru yang masuk seperti hermeneutika dan living qur’an yang lahir dari qur’anic
in every day life. Dalam living Qur’an ini, analisis yang digunakan sangat
beragam tentang berbagai fenomena dari gender hingga analisis wacana kritis.
Pendekatan yang digunakanpun semakin beragam dari antropologi hingga etnografi.
Mengenai perkembangan kajian tesis bisa dilihat dari perbandingan
tiga Universitas Islam Negeri. Sebagaimana dalam table berikut:
no
|
Universitas
|
Metodologi
teori
|
Tokoh
Pemikiran
|
Tematik
|
Kitab
|
Konsep
|
Sejarah
|
Total
|
1
|
Syarif Hidayatullah
|
2
|
2
|
2
|
3
|
1
|
1
|
11
|
2
|
Sunan Ampel
|
1
|
1
|
2
|
1
|
-
|
1
|
6
|
3
|
Sunan Kalijaga
|
3
|
11
|
2
|
2
|
5
|
6
|
30
|
Datar Pustaka
Amin Abdullah, Islamic
Studies di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012).
Daftar Proposal
berdasarkan data yang dihimpun jurusan Agama dan Filsafat Pasca Sarjana UIN
Sunan Kalijaga pada 2014.
Fazlur Rahman, Islam
and Modernity (Chicago: University of Chicago Press, 1982).
Kamaruddin
Amin, Metode Kritik Hadis (Jakarta: Hikmah, 2009).
Katalog
Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
M.
Mansur , “Sejarah Living Qur’an”, dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metodologi
Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 5.
Muhammad
Tasrif, Kajian Hadis di Indonesia: Sejarah dan Pembaruan (Ponorogo :
Stain Ponorogo Press, 2007).
Qamar,
Mujamil. Fajar Baru Islam Indonesia (Bandung: Mizan, 2012).
Sahiron
Syamsuddin, “Sebuah Pendahuluan”, dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metodologi
Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007).
[1] Muhammad
Tasrif, Kajian Hadis di Indonesia: Sejarah dan Pembaruan (Ponorogo :
Stain Ponorogo Press, 2007), Hlm. 28.
[2] ADIA adalah
akademi yang didirikan oleh orang yang sama dengan pendiri Islamic College.salah
stu lembaga yang pernah didirikan oleh Mahmud unus. ADIA didirikan pada tahun 1957.
[3] Muhammad
Tasrif, Kajian Hadis di Indonesia: Sejarah dan Pembaruan (Ponorogo :
Stain Ponorogo Press, 2007), Hlm. 30.
[4] Muhammad
Tasrif, Kajian Hadis di Indonesia: Sejarah dan Pembaruan (Ponorogo :
Stain Ponorogo Press, 2007), Hlm. 45.
[6] Amin Abdullah,
Islamic Studies di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012),
hlm. vi.
[7] Katalog
Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
[8]
Daftar Proposal
berdasarkan data yang dihimpun jurusan Agama dan Filsafat Pasca Sarjana UIN
Sunan Kalijaga pada 2014.
[9] Mujamil Qamar,
Fajar Baru Islam Indonesia (Bandung: Mizan, 2012), hlm. 69-70.
[10]
M. Mansur , “Sejarah
Living Qur’an”, dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metodologi Living Qur’an dan
Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. xivi
[11]
Sahiron
Syamsuddin, “Sebuah Pendahuluan”, dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metodologi
Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. xiv.
[12] Fazlur Rahman,
Islam and Modernity (Chicago: University of Chicago Press, 1982). hlm.
5.
[13] Sahiron
Syamsuddin, “Sebuah Pendahuluan”, dalam Sahiron Syamsuddin (ed.), Metodologi
Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. xivi.
[14]
Kamaruddin
Amin, Metode Kritik Hadis (Jakarta: Hikmah, 2009), hlm.58.
No comments:
Post a Comment