Oleh : Muhammad Barir, S.Th.I :
1420510012
Dipersembahkan kepada : Ahmad Rafiq, Ph.D.
Studi al-Qur’an dan Hadis
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yoryakarta,
2015
Dipersembahkan kepada : Ahmad Rafiq, Ph.D.
Studi al-Qur’an dan Hadis
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yoryakarta,
2015
Islam dalam bingkai kesejarahan merupakan agama yang lahir dan
memiliki persentuhan kultural dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Begitu
juga pertsentuhan dengan agama-agama lainnya yang telah lebih dulu dipeluk,
dipercayai, dan diyakini di dalam konteks Bangsa Arab saat itu. Nabi Muhammad
sebagai sosok historis, petualang, dan seorang yang memiliki jaringan dengan
bangsa luar terutama diddukung oleh profesinya sebagai seorang pedagang yang
hilir mudik melakukan perjalanan hingga Syam dan Yaman menemui berbagai klien
dari agama apa pun membuka sekat pengetahuan yang membangun sosok Muhammad SAW.
Abraham Geiger kemudian mengasumsikan, pengalaman Muhammad SAW
menjadi kunci atas gerbang pengetahuan Yahudi yang kemudian disertakan dan
diadopsi oleh Islam di dalam Kitab Sucinya al-Qur’an. Menurut Geiger, terdapat
dua macam cara adopsi yang dipakai Muhammad SAW, pertama adalah adopsi secara
radikal berupa konsep yang hampir utuh dan menyisakan kata kunci-kata kunci
yang mirip atau bahkan sama sebagaimana yang telah dikenal dan dipakai dalam kitab
orang-orang Yahudi. Kedua adalah adopsi konsep yang telah dirombak ulang
menjadi konsep yang benar-benar baru, namun memiliki gagasan yang sama mirip
berupa doktrin keagamaan, hokum legal formal, maupun, pandangan hidup.
Pada aspek pertama, yakni adopsi radikal yang ditudingkan ke dalam
islam adalah penggunaan istilah-istilah Yahudi dalam hal ini terdapat empat
belas istilah yang dikemukakan Geiger: yakni :
No
|
Istilah
|
No
|
Istilah
|
No
|
Istilah
|
1
|
Tabut
|
6
|
Darasa
|
11
|
Furqan
|
2
|
Taurat
|
7
|
Rabbani
|
12
|
Maun
|
3
|
Jannatu Adn
|
8
|
Sabt
|
13
|
Masani
|
4
|
Jahannam
|
9
|
Sakinah
|
14
|
Malakut
|
5
|
Ahbar
|
10
|
Taghut
|
Sedangkan,
secara konseptual, terdapat tiga pandangan yang telah diadopsi Muhammad SAW.
Pertama ialah konsep doktrinal (Doctrinal views), konsep moral – legal (Moral
and Legal Rules), dan konsep pandangan dunia (Views of life).
Ada beberapa catatan yang mungkin bisa dipertimbangkan dalam
mengimbangi tulisan Geiger dalam artikelnya yang berjudul what did Muhammad
Borrow from Judaism? :
1.
Kalau
dikatakan Nabi Muhammadmeminjam konsep agama Yahudi, hal ini sebenarnya
bukanlah masalah, malah menjadi keharusan bagi Islam yang telah mengaku sebagai
agama penerus dan perevisi agama-agama sebelumnya.
2. Kerangka kronologis yang dipakai Geiger dalam melihat metode Nabi Muhammad yang mencoba menggunakan Terma dan Konsep yang sebelumnya miliki Yahudi adalah dengan reduksi tradisi yahudi, kemudian insersi tradisi, dan terakhir hingga konstruksi pada tradisi baru. Abraham Geiger secara historis mengakui prosedur dakwah nabi yang futuristik karena dapat menggenggam banyak dari pemeluk.
Agama sebagai bentuk kepercayaan tidak sepenuhnya bisa dicerna
melalui kacamata historis. Agama merupakan hal yang unik dengan pertimbangan
pewahyuan (revelation) yang dipercayai.
No comments:
Post a Comment