oleh: Muhammad Barier
a.
Makna dasar
Pada dasarnya kata tafakkur dalam bahasa arab tafakkur تفكّر berasal dari bentuk
fiil mad{i (bentuk lampau) tafakkara تفكّر dalam karya Ahmad
Warson Munawwir berarti sepadan dengan tadzakkara yakni “mengenang” berarti mengenang yang telah terjadi atau
instrospeksi atau mengenang yang ada di sekeliling kita, sedangkan dalam
bentuk lain kata tersebut juga bermakna berpendapat, dan mengingat.[1]
Sedangkan mengenai isim fa’il (bentuk pelaku/subjek) menurut ibnu
Mandzur kata fikki>r فِكِّير bermakna orang yang banyak
berfikir dan kata faykar فَيْكَر bermakna orang yang
banyak berfikir mengenai akhirat, sedangkan dalam bentuk mas}dar (bentuk asal) secara
lebih balig menggunakan fath}ah} dari pada kasrah
pada fa’
الفَكْر yang maknanya ialah hajat.[2]
Sedangkan dalam mu’jam
al-mufradat li alfadzil qur’an, al asfahani menyatakan bahwa kata الفكر
ialah proses berfikir secara kuat dengan menggunakan akal yang menjadi jalan
dalam memperoleh ilmu. Hal tersebut yang membedakan manusia dengan hewan.[3]
Makna relasional
Dalam al-Qur’an kata tafakkur berdasarkan
akarnya diulang sebanyak 18 kali, dalam surat albaqarah: 219, 266, ali imran:
191, al-an’am: 50, al-a’raf: 176, 184, yunus: 24, ar-ra’d: 3, an-nahl: 11, 44,
69, ar-ruum: 8, 21, saba’:46, az-zumar 42, al-jasiyah: 13, al-hasyr: 21, al-dan
mudatsir: 18.
1.
Surat
ali imran 191
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka
Analisis paradigmatic:
Menurut ali as Shabuni makna dari
يَتَفَكَّرُونَ
adalah orang-orang yang ber-tadabbur تدبر atau merenungi
atas segala kerajaan Allah baik di langit dan dibumi.[4]
Sedangkan dalam lisan al arab ibn mandzur menyatakan bhawa makna tadabbur ialah
memikirkan dampak atau konsekuensi baik dan buruk yang akan terjadi di masa
mendatang.[5]
ayat ini (وَيَتَفَكَّرُونَ فِي
خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ) “dan
orang-orang yang memikirkan penciptaan langit dan bumi” adalah tanda
pentingnya “proses penciptaan” menunjukan bahwa disaat ketika Allah menciptakan
segala yang ada di langit dan di bumi kelak pastinya segala yang telah
diciptakan memiliki manfaat masing-masing.
Analisis sintagmatic:
Kata tafakkur pada surat ali imran ayat 191sangat sesuai jika
bermakna tadabbur atau “memikirkan manfaat penciptaan” karena melihat
redaksi ayat setelahnya yang berbicara tentang manfaat dan kesia-siaan “wahai
tuhan kami tidaklah engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia” (رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا).
2.
Al-a’raf
184
أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا مَا بِصَاحِبِهِمْ مِنْ جِنَّةٍ
إِنْ هُوَ إِلا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman
mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain
hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan.
Analisis
paradigmatic :
Pada ayat ini tafakkur
sebagaimana dalam Tafsir Jalalain dan al Mishbah bermakna “berfikir untuk
tahu” أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فَيَعْلَمُوا “apakah kalian tidak berfikir—padahal dengan
berfikir—maka kalian akan tahu”[6]
arti kata tafakkur pada konteks ayat ini ialah berkenaan dengan peristiwa
ketika suatu malam rasulullah berdiri di atas bukit Shafa dan memanggil
kaum Quraisy satu-persatu dan menyampaikan kepada setiap orang tentang adzab
Allah, kemudian salah satu di antara mereka berkata “sesungguhnya orang ini
sudah gila, dari malam hingga pagi hari dia hanya berteriak teriak”.[7]
analisis
sintagmatic :
Surat
al-a’raf 184 merupakan jawaban dari surat al Hijr ayat 6:وَقَالُوا يَا أَيُّهَا الَّذِي نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ
لَمَجْنُونٌ “Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al
Qur'an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”. Saat itu kaum Kafirin meminta kepada nabi Muhammad
untuk memberikan bukti keerasulanya dengan mendatangkan malaikat dihadapan
mereka. Mereka lebih memilih menerima kebenaran melalui matanya dan tidak mau
menggunakan akal nya untuk memikirkan kebenaran utuk itu, surat al a’raf 181
dengan redaksinya menyatakan أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا.
.
b.
Kajian Diakronik dan Singkronik
1.
Makna
pra al-qur’an
2.
Pada
masa al-qur’an
sebagaimana dua ayat di atas kata tafakkur dapat bermakna tadabbur
dan tafakkur bil aqli.
3.
Makna
pada paska al-qur’an
Konsep tafakkur Menurut ibn qayyim dalam tafsir al qayyim tafakkur
memiliki makna: “Proses berfikirnya seseorang yang memiliki akal sebagai kiblat
bagi hatinya dalam memelihara dan menyehatkan hati tersebut”
Menurut abu ja’far ahmad bin Muhammad tafakkur adalah pekerjaan
hati إعمال القلب dalam memfikirkan
nikmat-nikmat Allah dan bukan memfikirkan dzat Allah.
c. Integrasi antar konsep
Sinonimitas: التذكر النظر
الفكر التعليم التأمل
Antonimitas: النسيا
الغفل السهو
No comments:
Post a Comment